Kawasan Rawan Bencana G. Agung (Sumber BNPB)
(ket: buka post ini dengan Microsoft Edge/ Safari/mozila)
Saya pernah membaca suatu frasa yang menurut saya cukup mewakili apa yang saya pelajari berapa minggu terakhir ini.
” Orang Takut pada Apa yang Mereka Tidak Pahami” (Andrew Smith)
frasa itu saya rasa cukup tepat untuk menggambarkan apa yang saya lihat pada saat saya ditugaskan ke Bali akhir Bulan September lalu. Banyaknya berita hoax yang beredar begitu deras dan sadis membuat masyarakat sekitar G. Agung was was bahkan ada beberapa orang dengan begitu gelisahnya mereka bercerita pada saya bahkan tidur pun mereka tidak tenang.
Mungkin bagi beberapa orang, hoax bukanlah masalah serius dan hanya dijadikan bahan lelucon ringan dikala menyeruput segelas kopi. Tapi tidaklah demikian bagi masyarakat yang berada disekitar Gunung Agung. Ini berkaitan dengan keselamatan mereka, dan Keselamatan mereka bukanlah bahan candaan!
Hingga pada hari kedua kami di Posko Tanah Ampo, disaat briefing sore pimpinan kami (Bpk Wisnu) memberikan suatu arahan yang menurut saya termasuk arahan yang sangat penting. Arahan dari beliau kurang lebih seperti demikian:
Akuuu dimanaaaa…!
Kata “Peka” tidak hanya selalu berkaitan dengan hati dan perasaan seseorang loh #hasek. Kebanyakan dari kita sebagai generasi yang biasa disebut generasi milenials menggunakan kata peka untuk menggambarkan kemampuan seseorang dalam memahami kode kode cewek #eaaaa.. #curcol (maaf mas panitia harap dimaklumi gaya penulisan saya memang tidak begitu baku, tapi saya usahakan untuk baku dikata-kata berikutnya 🙂 ). Baiklah saya skip dulu masalah peka peka dalam konteks yang barusan saya sebutkan, sekarang saya ingin membahas kepekaan yang saya rasa lebih elegan untuk di bahas, dan mumpung ada kompetisi blog “#Geospasial untuk Kita” dari mas mas & mbak BIG (Badan Informasi Spasial) di link ini kali ini saya ingin membahas topik
“Kepekaan spasial..!,
Dalam post ini saya ingin membahas secara singkat (<800 kata, sesuai dengan arahan BIG hehe) tentang Apa itu kepekaan spasial? apa untungnya? apa ruginya bila kita tidak peka? dan pada akhir posting ini saya harap kalian bisa sependapat kenapa saya ingin mengulang kata kata dalam judul posting saya. 🙂 Continue reading
Mr Who am I
Pilar pilar cahaya mulai muncul menghiasi kamar yang gelap dan penuh debu. Didalam pilar cahaya terdapat ribuan bahkan jutaan partikel kecil melayang menyombongkan sebuah tarian kolosal bermandikan cahaya keemasan.
Namun dipojok kamar berdebu tidak semeriah pesta dansa jutaan partikel yang melayang layang penuh pesona di dalam pilar. Didalam gelapnya pojok kamar berdebu samar samar terlihat seorang anak kecil yang sedang memeluk lututnya. Terdiam di pojok kamar.
Beberapa hari ini ada suatu pertanyaan yang selalu berputar dalam pikirannya. Suatu pertanyan yang mungkin saja cukup spele bagi orang lain. Bahkan sebelumnya anak kecil itu pun merasa demikian. Awalnya ia merasa rasa itu bukan pertanyaan yang cukup penting untuk dibahas.
“Apakah selama ini mereka selalu mengawasi kita ?”
Oke,… menurut saya cerita diatas terlalu saya dramatisir. Tapi pertanyaan di atas menurut saya merupakan pertanyaan yang bukan hanya menarik tetapi cukup penting. Continue reading