>>
you're reading...
buah pikir, Isi Otak

Yuk,.. Peka “dimana” kita?

Akuuu dimanaaaa…!

Kata “Peka” tidak hanya selalu berkaitan dengan hati dan perasaan seseorang loh #hasek. Kebanyakan dari kita sebagai generasi yang biasa disebut generasi milenials menggunakan kata peka untuk menggambarkan kemampuan seseorang dalam memahami kode kode cewek #eaaaa.. #curcol (maaf mas panitia harap dimaklumi gaya penulisan saya memang tidak begitu baku, tapi saya usahakan untuk baku dikata-kata berikutnya πŸ™‚ ). Baiklah saya skip dulu masalah peka peka dalam konteks yang barusan saya sebutkan, sekarang saya ingin membahas kepekaan yang saya rasa lebih elegan untuk di bahas, dan mumpung ada kompetisi blog “#Geospasial untuk Kita” dari mas mas & mbak BIG (Badan Informasi Spasial) di link ini kali ini saya ingin membahas topik

“Kepekaan spasial..!,

Dalam post ini saya ingin membahas secara singkat (<800 kata, sesuai dengan arahan BIG hehe) tentang Apa itu kepekaan spasial? apa untungnya? apa ruginya bila kita tidak peka? dan pada akhir posting ini saya harap kalian bisa sependapat kenapa saya ingin mengulang kata kata dalam judul posting saya. πŸ™‚

Hal pertama, seperti kata pepatah “Tak kenal maka tak apa-apa” saya ingin mengajak teman-teman untuk berkenalan dengan suatu barang yang saya maksud kepekaan spasial.

Kepekaan spasial yang saya maksud adalah kemampuan kita untuk mengetahui dan memahami tentang dimana kita berada dan juga mengetahui serta paham tentang apa saja yang berada disekitar kita.

Kepakaan spasial tidak hanya terbatas pada “mengetahui” tetapi juga harus “memahami” seperti apa konsekuensi dari keberadaan kita itu baik terhadap diri kita sendiri, orang lain maupun lingkungan disekitar kita. #sedap

Salah satu cara mudah untuk meningkatkan kepekaan spasial kita adalah dengan mengakses peta (salah satu media informasi geospasial yang paling umum kita kenal). Banyak sumber informasi geospasial yang dapat kita akses secara gratis maupun berbayar. Salah satu informasi geospasial yang secara gratis dan biasa kita akses adalah g**gle maps yang setidaknya menyediakan informasi dasar dimana kita dan apa saja yang berada disekitar kita. Tentu saja banyak informasi geospasial lain yang disediakan oleh lembaga dan perusahaan lain yang lebih berkualitas baik dalam hal kedetailan informasinya dan juga akurasinya. Salah satu lembaga keren yang menyediakan informasi geospasial berkualitas tersebut adalah BIG. (#krincing poin nambah)

#tapi sayangnya beberapa harus bayar# (krincing poin berkurang)

Lanjut ke poin kedua tentang apa untungnya kepekaan spasial untuk kita? tentunya banyak. Oke saya akan menjabarkan sedikit saja yang sesuai dengan kebutuhan generasi kita (generasi milenials) yang katanya suka sekali menjelajah tempat tempat kekinian dan tentunya membangun sebuah Start Up. Setidaknya ada 2 keuntungan dari kepekaan spasialΒ  antara lain:

  • Kita bisa mengetahui lokasi yang Instagramable dan dengan memanfaatkan peta kita dapat mencegah keteledoran kita untuk melewati begitu saja kesempatan untuk mengunjungi lokasi-lokasi kece dan hits. misalkan kita sedang berwisata di daerah Kaliurang Jogja, jangan sampai kita kelewatan untuk mencicipi kuliner enak semacam “Tengkleng Gajah” . cek ada apa saja di sekitarmu dan jelajahi…!
  • Kita dapat mengetahui dimana kita harus memulai. Hal ini dapat kita ketahui dengan cara memetakan target pasar kita baik hanya yang berkaitan dengan lokasinya saja ataupun sampai kepada sifat sifatnya. Tentunya kita tidak ingin berjualan mecin di lokasi yang orang orangnya benci dengan mecin kan.
  • Jika ada yang berminat untuk berusaha dalam bidang pertanian, kita sebenarnya sudah bisa mendapatkan informasi kapan kita harus menanam apa dan dimana? ada di web Kantam nya Kementrian Pertanian. dan masih banyak lagi lainnya.

Lanjut ke point ke tiga yakni apa ruginya bila kita tidak memilik kepekaan spasial?.

  • Keiinginan anda untuk “ngehits” dapat mengancam jiwa anda. Sebenarnya hampir di semua kawasan wisata menampilkan peta kawasan, sayangnya saya lihat jarang ada yang memperhatikan peta tersebut. Untuk daerah beberapa tempat mungkin hal ini tidak berdampak serius, namun ditempat lainnya hal ini sangat dan sangat serius dampaknya. Contoh di salah satu kawasan wisata yang menampilkan telaga warna sebenarnya ada beberapa wilayah yang berbahaya karena terdapat gas beracun yang efeknya bisa fatal bagi manusia. Contoh lain, saat kita sedang mendaki gunung sudah sebaiknya kita mengetahui wilayah wilayah mana yang berpotensi longsor. Tentunya kita tidak mau kan, kesenangan kita terganggu oleh hal hal berbahaya yang sebenarnya dapat kita hindari, Jadilah petualang yang cerdas, yang memiliki kepekaan spasial…!
  • Salah tempat, waktu dan produk saat memulai usaha. Ini yang saya sebut tadi sebagai berjaualan mecin di lingkungan yang tidak suka mecin. Sebenarnya sudah banyak perusahaan yang memanfaatkan informasi spasial target pasar mereka dalam menentukan strategi penempatan usaha mereka seperti yang kata belakannya ada mart mart itu loh.
  • Terjerat hukum, ada beberapa wilayah yang sebenarnya tidak boleh kita bangun (misalkan saja kawasan hutan lindung) malah kita beli dari orang orang tidak bertanggung jawab, niscaya apes pun kita dapat.
  • Merugikan orang lain. Contoh, karena kita tidak peka bisa saja kita membangun sapiteng didekat sumber air tetangga kita. “Ini tidak peka yang merugikan dan membahayakan!” pernah ni di kampus saya kejadian seperti ini.

Saya rasa cukup sekian dari saya, dan sebagai akhir post saya tentunya saya ingin mengajak kalian untuk peka secara spasial dan

“Yuk,.. Peka “dimana” kita?”

salam hangat

dewa putu am

About dewa putu am

I'm a Disaster Analyst, Agro-Climatologist, and GIS Analyst. I like drawing, writing, playing guitar, gardening, and maybe reading too.

Discussion

19 thoughts on “Yuk,.. Peka “dimana” kita?

  1. Peka tapi gak sensitif… #eeaaa
    Ini yang paling sering bikin orang nyasar dan disorientasi, nungguin sunrise di pantai aja bisa-bisa menghadap ke barat, ahaha

    Semoga juara Mas, biar ikutan Sail Nusantara 2017 πŸ˜€

    Posted by ghozaliq | August 29, 2017, 3:27 pm
  2. Setuju, jangan sampai berperilaku ‘Cuek is the best’

    Posted by kusnanto | August 29, 2017, 3:39 pm
  3. Peka butuh 2 arah mas, kalo kita doang yg peka sakiiittttttt hahaha

    Posted by Stenfri loy pandia | August 29, 2017, 3:47 pm
  4. Tak kenal maka tak apa apa ~~~
    Somplak πŸ˜‚

    kamu sekalian ngode ya wak :p

    Posted by Uzlifatul Azmiyati | August 29, 2017, 4:38 pm
  5. Menarik nih gaya penyampaiannya, mudah dimengerti. Semoga nanti dapat dibantu terkait konten kepekaan spasial untuk perikanan pak. Biar dapat saya gunakan untuk mencari ikan. Hehehe

    Posted by Gede Mahendra | August 29, 2017, 7:06 pm
  6. Peka gan. Ini mungkin sama pengertiannya ke arah “Peka Sosial”.
    Kondisi saat ini orang lebih banyak cuek dan mementingkan dirinya sendiri. Semangat Bli Dewa, semoga incaran hati anda juga bisa “peka” dan segera memberikan “aksi”. Karena apalah gunanya aksi tanpa reaksi. 😎

    Posted by Wirapramana | August 29, 2017, 7:11 pm

Trackbacks/Pingbacks

  1. Pingback: Berbicara melalui Peta [Kisah Kami di Gunung Agung] | Profil si Anak Angin - October 6, 2017

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

IdWordpress
Warung Blogger

Blogger Hebat

Posting2 si Anak Angin

%d bloggers like this: