
Mr Who am I
Pilar pilar cahaya mulai muncul menghiasi kamar yang gelap dan penuh debu. Didalam pilar cahaya terdapat ribuan bahkan jutaan partikel kecil melayang menyombongkan sebuah tarian kolosal bermandikan cahaya keemasan.
Namun dipojok kamar berdebu tidak semeriah pesta dansa jutaan partikel yang melayang layang penuh pesona di dalam pilar. Didalam gelapnya pojok kamar berdebu samar samar terlihat seorang anak kecil yang sedang memeluk lututnya. Terdiam di pojok kamar.
Beberapa hari ini ada suatu pertanyaan yang selalu berputar dalam pikirannya. Suatu pertanyan yang mungkin saja cukup spele bagi orang lain. Bahkan sebelumnya anak kecil itu pun merasa demikian. Awalnya ia merasa rasa itu bukan pertanyaan yang cukup penting untuk dibahas.
“Apakah selama ini mereka selalu mengawasi kita ?”
Oke,… menurut saya cerita diatas terlalu saya dramatisir. Tapi pertanyaan di atas menurut saya merupakan pertanyaan yang bukan hanya menarik tetapi cukup penting.
Pertanyaan ini pertamakali muncul dalam benak saya setelah ramai ramainya berita tentang pemblokiran Telegram (Tapi hingga saat ini saya coba versi appsnya masih bisa dan belum di block). Hal yang menarik dari pemblokiran tersebut adalah alasannya yang sering digunakan oleh pihak pihak tidak bertanggung jawab karena sukar untuk di”Sadap”. Jadi selama ini dan apps yang lain? aaahhh sudah lah saya tidak mau berspekulasi.
Saya jadi teringat sebuah buku yang berjudul “No Place to Hide” karya Glenn Greenwald, untuk ulasan buku ini saya tuliskan dalam blog buku saya di link ini. Pada intinya buku tersebut menceritakan tentang seorang whistleblower bernama Edward Snowden dalam mengungkap program penyadapan masal yang dilakukan oleh Mamarika. Dalam buku itu dijelaskan bahwa penyadapan masal dilakukan demi melindungi Negara dari ancaman ancaman yang bisa saja terjadi. Dalam hal ini (demi keamanan negara) Snowden tentunya mendukung proses penyadapan, selama dilakukan dengan tepat sasaran hanya pada target yang dicurigai saja dan bukan secara masal.
“Pengintaian Masal adalah sebentuk godaan universal bagi pemegang kekuasaan yang tidak amanah. Selain itu, pada setip kasus motifnya selalu sama: membungkam kritik dan menjamin kepatuhan” (Glenn Greenwald)
Setidaknya ada tiga hal yang saya tangkap dari sebuah fenomena pengintaian secara masal oleh suatu penguasa.
- Pengintaian masal seperti ini muncul akibat saling tidak percayanya antara penguasa dengan rakyatnya sehingga penguasa sengaja mendobrak pintu pintu privasi setiap warganya. Hal ini merupakan hal yang berbahaya menurut pandangan orang awam seperti saya. Saling tidak percaya akan menghambat pembangunan bahkan dapat menimbulkan masalah masalah lain yang kita harap dan semoga saja tidak akan pernah terjadi lagi. Bagaimana menyikapi hal ini agar tidak muncul saling tidak percaya? Menurut saya pribadi tentunya kita sebagai masyarakat perlu percaya pada penguasa (yah setidaknya percaya bahwa mereka tidak melakukan pengintaian masal tersebut)
- Pengintaian masal bertujuan untuk membungkam kritik dan dan menjamin kepatuhan. Ini ni yang berbahaya. Kritik menurut saya bukan lah hal yang buruk “selama kritik disampaikan dengan cara yang elegan”. Kritik Elegan yang saya maksud adalah kritik yang dilakukan dalam waktu yang tepat, mengguanakan Diksi yang tepat (sopan) dan bertujuan untuk membangun. Dan “menjamin kepatuhan” menurut saya cukup bagus selama masih dalam batas yang wajar. Akan tetapi, akan menjadi masalah besar bila kepatuhan tersebut disalagunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ditambah lagi dengan pembungkaman kritik, #selesaisudah.
- Pengintaian Masal itu tidak keren!. Coba bayangin kalau semua dari kita diawasin. Rasanya itu macam ujian nasional dan setiap peserta ujian memiliki pengawasnya masing masing yang matanya berada tepat didepan muka peserta. Bukan masalah bisa nyontek ataupun tidak,.. deg degan nya itu loh bisa buyarin konsentrasi dan rasanya IQ kita turun kebatas terendah.
Itu aja dulu posting dari saya, sebelum makin panjang dan bikin males untuk di baca. Hmmm sebagai tambahan aja,.. di buku yang termasuk jadul itu tekhnologi sadap menyadap sudah sampai ke level yang mengerikan. Semua device yang terkoneksi internet dan beberapa yg tidak secara langsung terkoneksi dapat diambil datanya oleh mereka,.. chat konyol, foto yg secara sengaja kita ambil ataupun mereka jepret Pake kamera hp n laptop pun bisa dilakukan dari jauh. Apalagi Sekarang?
Udah ah, gw jadi paranoid e š²
Salam
Dewa Putu AM
Discussion
No comments yet.